Kemarin, aku terisak
bukan karena alasan yang baru
ini kisah klasik
kisah luka yang tertinggal
membuka seiring kemarau
yang tak mau melembut
Aku terpaku
melihatku yang bercucuran air mata
kapan kau selesai sayang?
kapan kau berhenti?
bangkit, berdiri, dan
menangkap setitik embun
Mungkin nanti, jawabnya
sampai sepenggal peluk
datang menghampiri
lalu erat mendekap
membawanya ke sebuah surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar