Total Penonton Kertas

Kamis, 12 April 2012

Waktu yang Pasti

Menginjakkan kaki di tanah yang sama untuk kedua kalinya mungkin biasa.
Namun, ketika harus kembali ke lubang tempat dimana kita terjatuh, itu berbeda.
Kita akan mencoba untuk menghindari.
Menjauhi.
Bahkan, tak mau menyentuhnya sejengkal pun.
Sampai mati pun kita enggan melihat lagi lubang itu.

Lalu apa jadinya dengan ini?
dengan luka yang dalam ini.
dengan rasa yang aku sendiri tak mau merasa lagi.
Luka yang cukup menganga.
Luka hati yang hampir merampas nyawa.
Luka yang sudah lama tak ku jumpa.

Hati ini sudah pulih.
Sudah hangat kembali.
Sudah tak menganga.
Kini kau datang.
Membawa apa yang aku sendiri tak tahu pasti kabarnya.
Berita yang tak berarti faktanya.
Angin pun ragu mau membawa kemana panahmu itu.
Sudah hampir lapuk diterjang panas dan hujan.

Ingatlah, bahwa kabar ini datang dari lubuk terdalam.
Ia tak mau lagi sakit.
Ia sudah cukup dewasa.
Cukup bisa mengerti apa yang akan dihadapi.
Bersiap dengan segala tameng.
Hingga datang waktu yang pasti.